PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah
satu teknologi kecepatan tinggi yang saat ini paling banyak didiskusikan dan
banyak mendapat dukungan adalah digital subscriber line (DSL). Teknologi DSL
ini menyajikan transmisi data dalam range kecepatan mencapai skala mega bit per
detik dengan memanfaatkan jaringan telpon yang sudah ada. Kecepatan tinggi
dapat dicapai dengan membagi jalur telpon ke dalam lebar pita 4 kHz. Ganggunan
noise pada jalur, secara dinamik ditentukan oleh jumlah bit per pita frekuensi
dan jumlah pita yang dapat digunakan. Sebagai contoh jika terjadi noise pada
range frekuensi tertentu, pita pada range tersebut jadi tidak tersedia dan data
akan disistribusikan menggunakan pita-pita frekuensi yang lain. Sebagai
tambahan, dalam penyediaan komunikasi kecepatan tinggi, DSL akan mem-bypass
switch sehingga akan mengurangi kemacetan di kantor sentral telpon. Ini akan
memperpendek masa tunggu bagi pengguna telpon untuk memutar nomor telpon yang
dituju karena terjadinya kelebihan beban pada switch.
Meskipun
banyak jenis teknologi DSL, ADSL adalah salah satu jenis DSL yang lebih bagus
untuk aplikasi-aplikasi multimedia dan internet. Sementara server atau kantor
sentral mentransmisikan data-data yang masuk ke para pelanggan, lebih banyak
lebar pita frekuensi yang diberikan ke arus downstream. Laju transmisi 8 Mbps
dapat dicapai dengan memanfaatkan jaringan telpon kabel berpasangan yang telah
ada untuk jarak mencapai 3,6 km. Laju data pada arus upstream biasanya mencapai
1 Mbps. Transmisi juga dapat dilakukan untuk jarak yang lebih jauh dengan biaya
yang sama dengan transmisi kecepatan rendah. Kode jalur discrete multi tone
(DMT) saat ini merupakan satu-satunya standar teknologi ADSL. Kode ini berbasis
pada standar ANSI T1.413.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
DSL
( Digital Subscriber Line ) adalah satu set teknologi yang menyediakan
penghantar data digital melewati kabel yang digunakan dalam jarak dekat dari
jaringan telepon setempat. Biasanya kecepatan download dari DSL berkisar dari
128 kbit/d sampai 24.000 kb/d tergantung dari teknologi DSL tersebut.Kecepatan
upload lebih rendah dari download untuk ADSL.
Di
ujung pelanggan memerlukan sebuah modem DSL. Alat ini mengubah data dari sinyal
digital yang digunakan oleh computer menjadi sebuah sinyal volta sedalam
jangkauan frekuensi yang sessuai dan kemudian disalurkan kejalur telepon.
B. Teknologi DSL
Dilihat
dari sisi teknis teknologi DSL menggunakan basis data paket sementara
komunikasi suara berbasis sambungan (circuit-switch). Untuk komunikasi data
yang berbasis sambungan , sambungan dengan lebar bandwith tertentu harus tetap
dipertahankan walaupun tidak ada data yang lewat. Untuk komunikasi suara yang
singkat waktu yang tidak terpakai tidak begitu menimbulkan masalah, tetapi
untuk komunikasi data yang lama akan memboroskan sumber daya yang dimiliki oleh
PSTN. Sementara komunikasi data yang berbasis paket akan memungkinkan
penggunaan bandwith yang optimum, karena bisa dimanfaatkan untuk lebih dari
satu sambungan secara efisien dan ekonomis.
C.
Mekanisme kerja DSL
DSL
bekerja menggunakan kabel telepon standar yang terbuat dari tembaga, saat ini
kabel telepon jenis tersebut sudah banyak tersambung dan tersedia luas ke
rumah-rumah atau kantor-kantor. Teknologi DSL ini membawa kedua sinyal analog
serta digital pada satu kabel. Sinyal digital untuk komunikasi data sementara
sinyal analog untuk suara sperti halanya yang digunakn telepon sekarang yang
disebut sebagai POTS (Plain Old Telephone System). Kemampuan untuk memisahkan
sinyal suara dan data ini adalah merupakan suatu keuntungan. DSL akan
mengkoneksikan dan membawa sinyal digital untuk komunikasi data dan bekerja
dengan menggunakan modem khusus (disebut modem DSL) untuk membaca (encode) data
tersebut dan kemudian mengirimkannya melalui frekuensi yang tidak terpakai pada
kabel telepon tersebut. DSL memanfaatkan frekwensi tinggi untuk mengirim data
dan frekwensi rendah untuk menyalurkan suara /faximili. DSL menjadi penting dan
menjadi pilihan, pada saat pengguna mulai mencari kecepatan akses untuk koneksi
internet. Tanpa harus pusing dan bosan menunggu bermenit-menit hanya untuk
membuka satu halaman internet apalagi dapat menikmati layanan multimedia
melalui internet, seperti menyaksikan layanan video, konferensi melalui video
(kamera) atau layanan online lainnya dan harganya bisa murah Jaringan PSTN
(Public Switch Telephone Network) yang ada dirancang untuk komunikasi suara
yang hanya berlngsung sebentar sekitar tiga sampai lima menit.
Karena
hal ini maka sambungan yang sama bisa digunakan secara bergantian sehingga
tidak diperlukan penyedian sambungan telepon yang sama banyak dengan jumlah saluran teleponnya. Tetapi untuk
komunikasi data umumnya para pelanggan menggunakan waktu yang lebih lama,
terutama dengan adanya intrenet, maka akibatnya tingkat keberhasilan penyambungan
mengalami penurunan karena sebagian besar saluran telepon terpakai dalam jangka
waktu yang lama.
Perkembangan
lalu lintas data yang sangat cepat ini akan membebani jaringan telepon publik
(PSTN) yang ada. Ada dua pilihan yang bisa diambil penyelenggara jasa
telekomunikasi untuk mengatasi hal ini yang pertama adalah meningkatkan
jaringan PSTN untuk menangani permintaan komunikaais data dan suara yang
bertambah dan yang kedua memindahkan lalu litas data ke jaringan yang terpisah
yang dirancang khusus untuk komunikasi data. Dilihat dari sisi teknis teknologi
DSL menggunakan basis data paket sementara komunikasi suara berbasis sambungan
(circuit-switch).
Untuk
komunikasi data yang berbasis sambungan , sambungan dengan lebar bandwith
tertentu harus tetap dipertahankan walaupun tidak ada data yang lewat. Untuk
komunikasi suara yang singkat waktu yang tidak terpakai tidak begitu
menimbulkan masalah, tetapi untuk komunikasi data yang lama akan memboroskan
sumber daya yang dimiliki oleh PSTN. Sementara komunikasi data yang berbasis
paket akan memungkinkan penggunaan bandwith yang optimum, karena bisa
dimanfaatkan untuk lebih dari satu sambungan secar efisien dan ekonomis. Yang
juga merupakan kelebihan lain dari teknologi DSL adalah pengguanan kabel
tembaga yang sudah ada dimana jaringannya sudah mencapai kantor-kantor dan
rumah-rumah sehingga pembangunan infrastruktur yang diperlukan menjadi tidak terlalu mahal. Tetapi
penggunaan kabel yang sudah ada ini harus memperhatikan beberapa hal yang
berhubungan dengan sinyal data. Seperti atenuasi, crosstalk, dan derau (noise).
Atenuasi adalah melemahnya sinyal yang diakibatkan oleh adanya jarak yang
semakin jauh yang harus ditempuh oleh suatu sinyal dan juga oleh karena makin
tingginya frekuensi sinyal tersebut. Karena faktor jarak dan frekuensi ini maka
jarak terjauh yang masih mungkin adalah sekitar 5,5 km dengan bandwith sekitar
1 MHz. Crosstalk akan mungkin dtimbulkan oleh adanya pasangan kabel telepon
yang digunakan.
Gangguan
ini bisa timbul karena sinyal dengan kecepatan yang sama dari masing-masing
kabel bisa saling mempengaruhi, bila gangguan ini lebih tinggi dibandingkan
dengan sinyal data maka akna timbul banyak error yang memperlambat kecepatan
aliran data. Untuk menghindari efek crosstalk dapat dibuat untuk setiap kabel
satu arah, sehingga sinyal pada masing-masing kabel tidak saling memepengaruhi.
D. Jenis-jenis DSL
Terdapat
beberapa jenis teknologi DSL berdasarkan perbedaan kecepatan data dan jarak
maksimum yang disebabkan usaha untuk meningkatkan kecepatan pengiriman data
dengan menggunakan jaringan telepon yang ada. Jenis DSL yang digunakan
tergantung dari kebutuhan pelanggan serta layanan yang dapat disediakan di
daerahnya :
1. IDSL
(ISDN Digital Subscriber Line)
Teknologi
yang berbasis pada teknologi ISDN BRI (Basic Rate Interface). IDSL menawarkan
layanan seperti BRI dengan kecepatan kirim (uplink) dan terima (downlink) yang
sama sebesar 144 kbps, tetapi dengan perangkat yang lebih murah. IDSL hanya
menawarkan layanan komunikasi data tidak untuk komunikasi suara pada jalur yang
sama.
2. SDSL
(Symmetric Digital Subscriber Line)
Teknologi
ini menggunakan kecepatan data 784 kbps, baik untuk kirim (uplink) atau terima (downlink).
Seperti halnya IDSL, SDSL hanya menawarkan komunikaais data saja. SDSL
merupakan solusi yang cocok untuk kalangan bisnis untuk digunakan sebagai
komunikasi antar cabang atau hubungan situs web ke internet. SDSL sangat cocok
digunakan untuk mengakses internet kecepatan tinggi untuk perumahan karena
memberikan kecepatan atau lebar pita sampai 2.3 Mbps dan diberikan secara
simetris, dengan jarak maksimum sampai 2.4 Km. Sangat cocok untuk akses LAN
jarak jauh (remote LAN), layanan VOD (Video On Demand), residential video
converencing dan lain-lain.
3. ADSL
(Asymetric Digital Subscriber Line)
Teknologi
ini mempunyai kecepatan data yang berbeda untuk kirim (uplink) dan terima
(downlink).Teknologi ADSL cocok digunakan untuk mengakses internet dan menjadi
pilihan pengguna. Untuk uplink bisa mencapai 8 Mbps sementara untuk downlink
bisa mencapai 1 Mbps dengan jarak kabel maksimum samapi dengan 5,5 km. Sasaran
teknologi ini adalah terutama pelanggan pribadi yang lebih banyak menerima data
daripada mengirim data, sebagai contoh adalah untuk mengakses internet.
4. VDSL
(Very high-bit-rete Digital Subscriber Line)
Teknologi
VDSL bersifat asimetrik. Rentang operasinya terbatas pada 1.000 sampai 4.500
kaki (304 meter-1,37 Km), tetapi ia dapat menangani lebar pita rata-rata 13Mbps
sampai 52 Mbps untuk downstream dan 1,5 Mbps sampai 2,3 Mbps untuk upstream-nya
melalui sepasang kawat tembaga pilin. Lebar pita yang tersisa memungkinkan
perusahaan telekomunikasi memberikan program layanan HDTV(high-definition
television) dengan menggunakan teknologi VDSL. Teknologi ini dapat pula
mengirimkan data dengan kecepatan 1,6 Mbps dan menerima data dengan kecepatan
25 Mbps dengan jarak maksimum sampai 900 meter. Karena kecepatannya yang tinggi
maka teknologi imi memerlukan kabel serat optik yang kemampuannya lebih tinggi
daripada memakai kabel tembaga yang ada.
5. HDSL
(High data rate Digital Subscriber Line)
HDSL
sangat cocok digunakan untuk gedung-gedung perkantoran atau kompleks
perkantoran, karena memberikan kecepatan atau lebar data sampai 10 Mbps dan
dapat dibagi-bagi kepada seluruh pengguna akhir. Infrastruktur yang dibutuhkan
untuk koneksi HDSL ini dapat menggunakan jalur PBX yang dimiliki gedung, tanpa
harus menginvestasi pembangunan jaringan komputer. Jarak maksimum cukup panjang
mencapai 1 Km. HDSL memakai dua pasang twisted cable yang akan membawa data
dengan kecepatan 1,544Mbps upstream (dari pelanggan ke jaringan) dan downstream
(dari jaringan ke pelanggan). Selain itu teknologi HDSL juga juga menggunakan
tiga pasang twisted cable dengan kecepatan 2,048Mbps dengan data rate hingga 12
kaki.
6. RDSL
(Rate Adaptive Digital Subscriber Line)
RDSL
merupakan salah satu teknologi DSL, dimana teknologi ini dapat bekerja pada
data rate yang berbeda tergantung pada panjang kabel dan jaraknya.
E. Kelebihan dan
Kekurangan DSL
v Kelebihan
DSL :
DSL
memberikan banyak keuntungan. Karena memakai jaringan tembaga yang telah
tersedia berarti tidak perlu memasang prasarana lagi sehingga DSL menjadi lebih
murah. Selain itu DSL adalah layanan langsung yang selalu terhubung dengan ISP
dan tidak membayar per menit.
Adapun keuntungan dari DSL
adalah:
ü Koneksi
yang simultan antara internet dengan suara/fax melalui kabel telepon
ü Kecepatan
akses yang tinggi dan selalu online
ü Harga
penggunaan murah terutama untuk perumahan
ü Keamanan
data terjaga baik
DSL
dapat memenuhi kebutuhan akan transmisi data dengan kecepatan tinggi serta
ragam layanan tapi pengadaan dan pemeliharaan layanan DSL tidak selalu mudah.
Masalah yang ada antara lain keterbatasan jarak jangkauan, pelayanan serta
dukungan teknis purna jual yang kurang baik untuk pelanggan. Yang juga
merupakan kelebihan lain dari teknologi DSL adalah penggunan kabel tembaga yang
sudah ada dimana jaringannya sudah mencapai kantor-kantor dan rumah-rumah
sehingga pembangunan infrastruktur yang diperlukan menjadi tidak terlalu mahal
v Kekurangan
DSL :
Terdapat
tiga hambatan yang dihadapi saat ini yaitu panjang kabel telepon tembaga ke
pelanggan, adanya load coils dan bridged taps, serat optik yang digunakan untuk
beberapa jalur telepon.
Ketiga hambatan tersebut
adalah :
ü Panjang
kabel tembaga dari CO ke pelanggan. Contoh : jika panjang kabel tembaga lebih
dari 18.500 feet maka layanan signal to noise ratio terlalu rendah dan
penguatan sinyal menjadi terlalu besar untuk dapat dibawa ADSL pada kecepatan
yang sewajarnya. Jika pelanggan berada dalam 18.500 feet itu pun belum tentu
menjamin layanan yang baik dan memuaskan karena belum termasuk cabang-cabang
kabel tembaga ke berbagai pelanggan.
ü Adanya
load coils dan bridged taps. Local Exchange Carriers (LEC s) menggunakan load
coil untuk memberikan layanan telepon di daerah-daerah yang memerlukan
peralatan tambahan atau instalasi loop tembaga. Load coil adalah peralatan
induksi yang menggeser frekwensi pembawa suara ke atas. Ini adalah kompensasi
untuk kapasitansi kabel khususnya untuk jangkauan lebih dari 18.000 feet.
Sayangnya, frekwensi suara tergeser ke frekwensi yang biasa digunakan untuk DSL
sehingga mengakibatkan interferensi yang tidak dapat ditolerir. Sehingga metoda
ini membuat jalur tersebut tidak cocok untuk ADSL. Bridged tap adalah bagian
kabel yang tidak berada pada jalur yang langsung dari pelanggan ke CO. Bridged
tap ini memudahkan LEC untuk menyediakan loop tembaga tanpa membuat jalur yang
baru sepanjang jarak pelanggan ke CO. Bila jumlahnya sedikit masih memungkinkan
jalur tersebut menggunakan DSL. Namun gema dan noise tambahan yang ditimbulkan
karena adanya bridged tap dapat membuat DSL tidak dapat dipertahankan. Beberapa
LEC memindahkan peralatan-peralatan ini tapi akan perlu waktu yang cukup lama
untuk membersihkan seluruh jalur.
ü Hambatan
ketiga adalah serat optik. DSL adalah layanan digital yang dibuat untuk dibawa
dengan saluran analog, yaitu kabel tembaga. Oleh karena itu sinyal tidak dapat
dikirim melalui media yang menggunakan transmisi digital seperti serat optik.
Biasanya serat optik digunakan untuk Digital Loop Carrier (DLC) atau Subscriber
Loop Carrier (SLC). Daerah yang menggunakan serat optik ini tidak dapat
dilayani DSL. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan telepon menguji serta
memakai sebuah alat yang disebut mini-Remote Access Multiplexers (mini-RAMs)
yang akan memfasilitasi layanan DSL bagi pelanggan di belakang DLC serta dapat
menyediakan delapan saluran dengan layanan DLS. Tapi alat ini juga memiliki
keterbatasan jangkauan karena panjang kabel tembaga bukan diukur dari pelanggan
ke CO tapi dari mini-RAM ke pelanggan.
Selain itu, belum diketahui dengan pasti di mana dan kapan mini-RAMs harus
dipasang.
F. Implementasi DSL
Kerangka Kerja DSL yang Didasarkan
Pada Sistem Terdistribusi
Abstrak
Mengamankan
sistem distribusi data akan menjadi tantangan signifikan karena beberapa
alasan. Pertama, fitur keamanan diperlukan dalam aplikasi mungkin bergantung
pada lingkungan pemerintah dimana aplikasi sedang beroperasi, jenis pertukaran data, dan kemampuan titik
akhir dari komunikasi. Kedua, mekanisme keamanan dikerahkan bisa berlaku untuk
kedua pengguna jasa komunikasi dan aplikasi dalam sistem, sehingga sulit untuk
memahami dan mengelola keseluruhan sistem keamanan. Makalah ini memaparkan
komponen-komponen, aplikasi dan pengguna yang menggunakan DSL dengan pendekatan
berbasis kebijakan. Kami mengusulkan kerangka kerja berbasis bahasa
domain-khusus untuk verifikasi, spesifikasi dan implementasi kebijakan keamanan
sistem terdistribusi. Berdasarkan set abstraksi, kerangka ini memungkinkan
untuk mengembangkan kebijakan keamanan modular dan independen dari sistem yang
mendasar. Dengan demikian, keamanan kebijakan yang dapat dikembangkan oleh
seorang pengembang yang awam terhadap sistem keamanan komputer sekalipun.
Kata kunci-DSL; Keamanan
kebijakan, penyusunan, spesifikasi;verifikasi; pelaksanaan
Pendahuluan
Berbagai
aplikasi komputer transfer data telah tumbuh dalam beberapa tahun terakhir.
Contohnya termasuk aplikasi teleconferencing, aplikasi pesan, peer-to-peer file
dan systems transfer. Banyak aplikasi ini saat ini digunakan tanpa jaminan
keamanan apapun, sebagian karena menggabungkan keamanan di dalamnya adalah
sulit dan tantangan yang besar bagi baik pengembang dan juga pengguna-akhir
sistem. Beberapa masalah yang termasuk dalam keamanan meliputi:
Banyaknya
cakupan kebutuhan Persyaratan keamanan yang mesti dipenuhi : ukuran keamanan
tidak sesuai untuk semua kasus dari aplikasi. Sebagai contoh, dalam distribusi
sumber (pengembang) aplikasi, ukuran keamanan yang diperlukan mungkin
tergantung pada sifat ressource (misalnya, publik atau rahasia), lingkungan
operasi (misalnya, pariwisata jaringan atau jaringan publik), kemampuan dan
kebijakan pengguna, dan lain-lain. Konfigurasi keamanan benar tidak memiliki
biaya potensial: sistem dapat menjadi tidak tersedia untuk beberapa pengguna,
mungkin menjadi lebih sulit untuk menggunakan atau mengakses, atau mungkin
melakukan kesalahan.
Menggabungkan
Keamanan Persyaratan menjadi sulit, karena. Bahkan setelah yang sesuai ukuran
keamanan dapat ditentukan untuk sebuah contoh aplikasi, menggabungkan ke
aplikasi dapat menjadi tidak gampang untuk pengembang. Permasalah yang sering
di jumpai ketika proses layering: Hal ini biasanya tidak cukup untuk menerapkan
keamanan di satu lapisan dalam sistem. Dengan demikian, mekanisme keamanan akan
berjalan ketika sistem melakukan proses layering, sehingga sulit untuk memahami
dan mengelola keamanan sistem secara keseluruhan.
Kebijakan
keamanan berbasis telah memberikan solusi untuk mengatasi masalah ketika sistem
keamanan terbagi. Dalam sistem keamanan ini, dapat disesuaikan untuk memenuhi
persyaratan keamanan yang berbeda-beda yang tidak berpengaruh terhadap
aplikasi. Kebijakan telah digunakan dalam konteks yang berbeda, seperti otorisasi
dan kontrol akses [2], [14], rekan keamanan sesi [13], kualitas layanan dan
jaminan konfigurasi jaringan [4]. Namun, tantangan dalam pendekatan adalah
untuk menemukan kerangka kerja yang cocok untuk memenuhi spesifikasi,
verifikasi dan implementasi. Dalam makalah ini kami mengusulkan pendekatan baru
untuk spesifikasi, verifikasi dan pelaksanaan kebijakan keamanan. Pendekatan
kami adalah untuk menerapkan teknologi domain bahasa spesifik dalam keamanan
kebijakan untuk memecahkan masalah yang tercantum di domain ini. Berdasarkan
pada analisis domain seksama, kami telah merancang kita kerangka kerja, yang
terdiri dari dukungan untuk verifikasi dan pelaksanaan kebijakan dan bahasa
domain yang spesifik.
Sisa
dari makalah ini diorganisasikan sebagai berikut. Bagian berikut menyajikan
persyaratan kebijakan framework. Bagian III membahas fitur yang diharapkan dari
kerangka kebijakan. Bagian IV menjelaskan desain kerangka kami. Bagian V
memperkenalkan bahasa pemrograman PPLPolicy, dengan fokus pada bahasa utama abstraksi.
Bagian VI menyajikan kerja terkait, dan Bagian VII concludes dan membahas
prospek di masa depan.
Metode
dan bahan
DSL
yang didasarkan pada sistem terdistribusi ialah satu set teknologi yang
menyediakan penghantar data digital melewati kabel yang digunakan dalam jarak
dekat dari jaringan telepon setempat. Biasanya kecepatan downolad dari DSL
berkisar dari 128 kbit/d sampai 24.000 kb/d tergantung dari teknologi DSL
tersebut. Kecepatan upload lebih rendah dari download untuk ADSL dan sama cepat
untuk SDSL. Banyak teknologi DSL menggunakan sebuah lapisan Asynchronous Transfer Mode atau Mode Transfer
Asinkron (disingkat ATM) adalah nama sebuah jaringan khusus. ATM merupakan
sebuah teknologi lapisan 2, yang dapat digunakan oleh siapa saja, namun
sekaligus merupakan sebuah jaringan publik sebagaimana halnya Internet, dengan
sistem pengalamatan yang dikelola secara rapi, sehingga setiap perangkat di
dalam jaringan dapat memiliki sebuah identitas yang unik, agar dapat
beradaptasi dengan sejumlah teknologi yang berbeda.
Implementasi
DSL dapat menciptakan jaringan jembatan atau routed. Dalam konfigurasi
jembatan, kelompok komputer pengguna terhubungkan ke subnet tunggal.
Implementasi awal menggunakan DHCP untuk menyediakan detail jaringan seperti
alamat IP kepada peralatan pengguna, dengan authentication melalui alamat MAC
atau memberikan nama host. Kemudian implementasi seringkali menggunakan PPP
melaluiEthernet atau ATM (PPPoE atau PPPoA).
DSL
juga memiliki rasio contention yang layak dipertimbangkan pada saat memilih
teknologi jalur lebar. Di ujung pelanggan memerlukan sebuah modem DSL. Alat ini
mengubah data dari sinyal digital yang digunakan oleh komputer menjadi sebuah
sinyal voltase dalam jangkauan frekuensi yang sessuai dan kemudian disalurkan
ke jalur telepon.
Hasil
Mengusulkan
kerangka kerja untuk spesifikasi, verifikasi dan pelaksanaan kebijakan
keamanan. Kerangka ini memungkinkan untuk menulis kebijakan keamanan modular
dan independen dari sistem yang mendasar, yang bedasarkan dari abstraksi.
Dengan demikian, kebijakan keamanan dapat diimplementasikan oleh pengembang
yang awam dengan sistem keamanan komputer. Kami mulai dengan membahas
unsur-unsur yang diperlukan untuk aspek kunci.
Dari
menyebarkan Model pemerintah adalah distribusi otomatis kebijakan PPL
untuk komponen aplikasi mereka. PPL
Kebijakan Keamanan menentukan secara eksplisit subyek dan obyek (target) yang
memungkinkan distribusi otomatis kebijakan tanpa kebutuhan untuk secara manual
mengatur alokasi kebijakan implementasi komponen.
Diskusi
dan Rekomendasi
Sebuah
program PPL pada dasarnya mendefinisikan daftar blok. Blok deklarasi
menjelaskan mana subyek (misalnya pengguna atau proses) yang dapat akses oleh
objek (misalnya file atau perangkat perangkat) dan di mana keadaannya. Blok
dapat menjadi suatu kebijakan, aturan, tindakan atau entitas, sebuah lingkup.
Lingkup merupakan daftar entitas yang terlibat dalam kebijakan. Kebijakan
sesuai dengan aturan urutan untuk menentukan spe-pengaturan konfigurasi yang
spesifik untuk beberapa proteksi sistem; mereka dapat baik sederhana atau
senyawa. Sebuah kebijakan sederhana mengacu pada daftar tindakan perlindungan
diterapkan di beberapa bahasa pemrograman lain. Fasilitas ini memungkinkan ada
tindakan perpustakaan untuk digunakan ulang. Kebijakan senyawa didefinisikan
sebagai komposisi kebijakan sederhana. Peraturan terdiri dari serangkaian
kendala pada seperangkat tindakan, mereka dapat berupa pemicu-tunggal di mana
hanya satu tindakan dipicu untuk diberikan objek, atau amulti-memicu mana ganda
berbeda tindakan mungkin dipicu untuk objek yang sama. Aksi bisa menjadi atom
atau senyawa Berikut ini kami hadir di rincian masing-masing blok dasar yang
terdiri dari PPL dan menunjukkan bagaimana mereka digunakan dalam penulisan
kebijakan keamanan PPL. Kerangka kami untuk spesifikasi, verifikasi dan
Implementasi kebijakan keamanan, yang disebut PPL PolicyProgramming Language,
berkisar sekitar dua sumbu utama.
Sebuah
dukungan extensible penyebaran untuk integrasi dan implementasi kebijakan
keamanan dan Spesifikasi mudah DSL memungkinkan kebijakan keamanan dengan
tingkat idiom abstraksi dalam keamanan domain. Akibatnya, ahli domain dapat
menggunakannya untuk memahami, untuk memvalidasi, memodifikasi, dan seringkali
mengembangkan kebijakan keamanan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
DSL
(berasal dari bahasa Inggris: Digital Subscriber Line) adalah satu set
teknologi yang menyediakan penghantar data digital melewati kabel yang
digunakan dalam jarak dekat dari jaringan telepon setempat. Biasanya kecepatan
downolad dari DSL berkisar dari 128 kbit/s sampai 24.000 kb/s tergantung dari
teknologi DSL tersebut. Kecepatan upload lebih rendah dari download untuk ADSL
dan sama cepat untuk SDSL.
DSL
merupakan kumpulan teknologi-teknologi yang memanfaatkan bandwidth yang tidak
digunakan pada jaringan telepon tembaga biasa yang telah lama ada untuk
menghantarkan data digital berkecepatan tinggi. Koneksi DSL sangat mudah
digunakan seperti halnya koneksi dial-up biasa. Namun, sifat dan kecepatannya
seperti halnya koneksi leased line yang dapat selalu aktif selama koneksi ke
sentral terminasi DSL masih aktif.
Jenis-jenis
DSL:
1.
IDSL (ISDN Digital Subscriber Line)
2. SDSL
(Symmetric Digital Subscriber Line)
3. ADSL
(Asymetric Digital Subscriber Line)
4. VDSL
(Very high-bit-rete Digital Subscriber Line)
5. HDSL
(High data rate Digital Subscriber Line)
6. RDSL
(Rate Adaptive Digital Subscriber Line)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar