Halaman

Kamis, 23 Mei 2013

DSL (Digital Subscriber Line)


           PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Salah satu teknologi kecepatan tinggi yang saat ini paling banyak didiskusikan dan banyak mendapat dukungan adalah digital subscriber line (DSL). Teknologi DSL ini menyajikan transmisi data dalam range kecepatan mencapai skala mega bit per detik dengan memanfaatkan jaringan telpon yang sudah ada. Kecepatan tinggi dapat dicapai dengan membagi jalur telpon ke dalam lebar pita 4 kHz. Ganggunan noise pada jalur, secara dinamik ditentukan oleh jumlah bit per pita frekuensi dan jumlah pita yang dapat digunakan. Sebagai contoh jika terjadi noise pada range frekuensi tertentu, pita pada range tersebut jadi tidak tersedia dan data akan disistribusikan menggunakan pita-pita frekuensi yang lain. Sebagai tambahan, dalam penyediaan komunikasi kecepatan tinggi, DSL akan mem-bypass switch sehingga akan mengurangi kemacetan di kantor sentral telpon. Ini akan memperpendek masa tunggu bagi pengguna telpon untuk memutar nomor telpon yang dituju karena terjadinya kelebihan beban pada switch.
Meskipun banyak jenis teknologi DSL, ADSL adalah salah satu jenis DSL yang lebih bagus untuk aplikasi-aplikasi multimedia dan internet. Sementara server atau kantor sentral mentransmisikan data-data yang masuk ke para pelanggan, lebih banyak lebar pita frekuensi yang diberikan ke arus downstream. Laju transmisi 8 Mbps dapat dicapai dengan memanfaatkan jaringan telpon kabel berpasangan yang telah ada untuk jarak mencapai 3,6 km. Laju data pada arus upstream biasanya mencapai 1 Mbps. Transmisi juga dapat dilakukan untuk jarak yang lebih jauh dengan biaya yang sama dengan transmisi kecepatan rendah. Kode jalur discrete multi tone (DMT) saat ini merupakan satu-satunya standar teknologi ADSL. Kode ini berbasis pada standar ANSI T1.413.



PEMBAHASAN

A.   Pengertian
DSL ( Digital Subscriber Line ) adalah satu set teknologi yang menyediakan penghantar data digital melewati kabel yang digunakan dalam jarak dekat dari jaringan telepon setempat. Biasanya kecepatan download dari DSL berkisar dari 128 kbit/d sampai 24.000 kb/d tergantung dari teknologi DSL tersebut.Kecepatan upload lebih rendah dari download untuk ADSL.
Di ujung pelanggan memerlukan sebuah modem DSL. Alat ini mengubah data dari sinyal digital yang digunakan oleh computer menjadi sebuah sinyal volta sedalam jangkauan frekuensi yang sessuai dan kemudian disalurkan kejalur telepon.

B.   Teknologi DSL
Dilihat dari sisi teknis teknologi DSL menggunakan basis data paket sementara komunikasi suara berbasis sambungan (circuit-switch). Untuk komunikasi data yang berbasis sambungan , sambungan dengan lebar bandwith tertentu harus tetap dipertahankan walaupun tidak ada data yang lewat. Untuk komunikasi suara yang singkat waktu yang tidak terpakai tidak begitu menimbulkan masalah, tetapi untuk komunikasi data yang lama akan memboroskan sumber daya yang dimiliki oleh PSTN. Sementara komunikasi data yang berbasis paket akan memungkinkan penggunaan bandwith yang optimum, karena bisa dimanfaatkan untuk lebih dari satu sambungan secara efisien dan ekonomis.

C.    Mekanisme kerja DSL
DSL bekerja menggunakan kabel telepon standar yang terbuat dari tembaga, saat ini kabel telepon jenis tersebut sudah banyak tersambung dan tersedia luas ke rumah-rumah atau kantor-kantor. Teknologi DSL ini membawa kedua sinyal analog serta digital pada satu kabel. Sinyal digital untuk komunikasi data sementara sinyal analog untuk suara sperti halanya yang digunakn telepon sekarang yang disebut sebagai POTS (Plain Old Telephone System). Kemampuan untuk memisahkan sinyal suara dan data ini adalah merupakan suatu keuntungan. DSL akan mengkoneksikan dan membawa sinyal digital untuk komunikasi data dan bekerja dengan menggunakan modem khusus (disebut modem DSL) untuk membaca (encode) data tersebut dan kemudian mengirimkannya melalui frekuensi yang tidak terpakai pada kabel telepon tersebut. DSL memanfaatkan frekwensi tinggi untuk mengirim data dan frekwensi rendah untuk menyalurkan suara /faximili. DSL menjadi penting dan menjadi pilihan, pada saat pengguna mulai mencari kecepatan akses untuk koneksi internet. Tanpa harus pusing dan bosan menunggu bermenit-menit hanya untuk membuka satu halaman internet apalagi dapat menikmati layanan multimedia melalui internet, seperti menyaksikan layanan video, konferensi melalui video (kamera) atau layanan online lainnya dan harganya bisa murah Jaringan PSTN (Public Switch Telephone Network) yang ada dirancang untuk komunikasi suara yang hanya berlngsung sebentar sekitar tiga sampai lima menit.
Karena hal ini maka sambungan yang sama bisa digunakan secara bergantian sehingga tidak diperlukan penyedian sambungan telepon yang sama banyak dengan  jumlah saluran teleponnya. Tetapi untuk komunikasi data umumnya para pelanggan menggunakan waktu yang lebih lama, terutama dengan adanya intrenet, maka akibatnya tingkat keberhasilan penyambungan mengalami penurunan karena sebagian besar saluran telepon terpakai dalam jangka waktu yang lama.
Perkembangan lalu lintas data yang sangat cepat ini akan membebani jaringan telepon publik (PSTN) yang ada. Ada dua pilihan yang bisa diambil penyelenggara jasa telekomunikasi untuk mengatasi hal ini yang pertama adalah meningkatkan jaringan PSTN untuk menangani permintaan komunikaais data dan suara yang bertambah dan yang kedua memindahkan lalu litas data ke jaringan yang terpisah yang dirancang khusus untuk komunikasi data. Dilihat dari sisi teknis teknologi DSL menggunakan basis data paket sementara komunikasi suara berbasis sambungan (circuit-switch).
Untuk komunikasi data yang berbasis sambungan , sambungan dengan lebar bandwith tertentu harus tetap dipertahankan walaupun tidak ada data yang lewat. Untuk komunikasi suara yang singkat waktu yang tidak terpakai tidak begitu menimbulkan masalah, tetapi untuk komunikasi data yang lama akan memboroskan sumber daya yang dimiliki oleh PSTN. Sementara komunikasi data yang berbasis paket akan memungkinkan penggunaan bandwith yang optimum, karena bisa dimanfaatkan untuk lebih dari satu sambungan secar efisien dan ekonomis. Yang juga merupakan kelebihan lain dari teknologi DSL adalah pengguanan kabel tembaga yang sudah ada dimana jaringannya sudah mencapai kantor-kantor dan rumah-rumah sehingga pembangunan infrastruktur yang diperlukan  menjadi tidak terlalu mahal. Tetapi penggunaan kabel yang sudah ada ini harus memperhatikan beberapa hal yang berhubungan dengan sinyal data. Seperti atenuasi, crosstalk, dan derau (noise). Atenuasi adalah melemahnya sinyal yang diakibatkan oleh adanya jarak yang semakin jauh yang harus ditempuh oleh suatu sinyal dan juga oleh karena makin tingginya frekuensi sinyal tersebut. Karena faktor jarak dan frekuensi ini maka jarak terjauh yang masih mungkin adalah sekitar 5,5 km dengan bandwith sekitar 1 MHz. Crosstalk akan mungkin dtimbulkan oleh adanya pasangan kabel telepon yang digunakan.
Gangguan ini bisa timbul karena sinyal dengan kecepatan yang sama dari masing-masing kabel bisa saling mempengaruhi, bila gangguan ini lebih tinggi dibandingkan dengan sinyal data maka akna timbul banyak error yang memperlambat kecepatan aliran data. Untuk menghindari efek crosstalk dapat dibuat untuk setiap kabel satu arah, sehingga sinyal pada masing-masing kabel tidak saling memepengaruhi.

D.  Jenis-jenis DSL
Terdapat beberapa jenis teknologi DSL berdasarkan perbedaan kecepatan data dan jarak maksimum yang disebabkan usaha untuk meningkatkan kecepatan pengiriman data dengan menggunakan jaringan telepon yang ada. Jenis DSL yang digunakan tergantung dari kebutuhan pelanggan serta layanan yang dapat disediakan di daerahnya :
1.       IDSL (ISDN Digital Subscriber Line)
Teknologi yang berbasis pada teknologi ISDN BRI (Basic Rate Interface). IDSL menawarkan layanan seperti BRI dengan kecepatan kirim (uplink) dan terima (downlink) yang sama sebesar 144 kbps, tetapi dengan perangkat yang lebih murah. IDSL hanya menawarkan layanan komunikasi data tidak untuk komunikasi suara pada jalur yang sama.
2.      SDSL (Symmetric Digital Subscriber Line)
Teknologi ini menggunakan kecepatan data 784 kbps, baik untuk kirim (uplink) atau terima (downlink). Seperti halnya IDSL, SDSL hanya menawarkan komunikaais data saja. SDSL merupakan solusi yang cocok untuk kalangan bisnis untuk digunakan sebagai komunikasi antar cabang atau hubungan situs web ke internet. SDSL sangat cocok digunakan untuk mengakses internet kecepatan tinggi untuk perumahan karena memberikan kecepatan atau lebar pita sampai 2.3 Mbps dan diberikan secara simetris, dengan jarak maksimum sampai 2.4 Km. Sangat cocok untuk akses LAN jarak jauh (remote LAN), layanan VOD (Video On Demand), residential video converencing dan lain-lain.
3.      ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line)
Teknologi ini mempunyai kecepatan data yang berbeda untuk kirim (uplink) dan terima (downlink).Teknologi ADSL cocok digunakan untuk mengakses internet dan menjadi pilihan pengguna. Untuk uplink bisa mencapai 8 Mbps sementara untuk downlink bisa mencapai 1 Mbps dengan jarak kabel maksimum samapi dengan 5,5 km. Sasaran teknologi ini adalah terutama pelanggan pribadi yang lebih banyak menerima data daripada mengirim data, sebagai contoh adalah untuk mengakses internet.
4.      VDSL (Very high-bit-rete Digital Subscriber Line)
Teknologi VDSL bersifat asimetrik. Rentang operasinya terbatas pada 1.000 sampai 4.500 kaki (304 meter-1,37 Km), tetapi ia dapat menangani lebar pita rata-rata 13Mbps sampai 52 Mbps untuk downstream dan 1,5 Mbps sampai 2,3 Mbps untuk upstream-nya melalui sepasang kawat tembaga pilin. Lebar pita yang tersisa memungkinkan perusahaan telekomunikasi memberikan program layanan HDTV(high-definition television) dengan menggunakan teknologi VDSL. Teknologi ini dapat pula mengirimkan data dengan kecepatan 1,6 Mbps dan menerima data dengan kecepatan 25 Mbps dengan jarak maksimum sampai 900 meter. Karena kecepatannya yang tinggi maka teknologi imi memerlukan kabel serat optik yang kemampuannya lebih tinggi daripada memakai kabel tembaga yang ada.
5.      HDSL (High data rate Digital Subscriber Line)
HDSL sangat cocok digunakan untuk gedung-gedung perkantoran atau kompleks perkantoran, karena memberikan kecepatan atau lebar data sampai 10 Mbps dan dapat dibagi-bagi kepada seluruh pengguna akhir. Infrastruktur yang dibutuhkan untuk koneksi HDSL ini dapat menggunakan jalur PBX yang dimiliki gedung, tanpa harus menginvestasi pembangunan jaringan komputer. Jarak maksimum cukup panjang mencapai 1 Km. HDSL memakai dua pasang twisted cable yang akan membawa data dengan kecepatan 1,544Mbps upstream (dari pelanggan ke jaringan) dan downstream (dari jaringan ke pelanggan). Selain itu teknologi HDSL juga juga menggunakan tiga pasang twisted cable dengan kecepatan 2,048Mbps dengan data rate hingga 12 kaki.
6.     RDSL (Rate Adaptive Digital Subscriber Line)
RDSL merupakan salah satu teknologi DSL, dimana teknologi ini dapat bekerja pada data rate yang berbeda tergantung pada panjang kabel dan jaraknya.



E.    Kelebihan dan Kekurangan DSL

v  Kelebihan DSL :
DSL memberikan banyak keuntungan. Karena memakai jaringan tembaga yang telah tersedia berarti tidak perlu memasang prasarana lagi sehingga DSL menjadi lebih murah. Selain itu DSL adalah layanan langsung yang selalu terhubung dengan ISP dan tidak membayar per menit.
Adapun keuntungan dari DSL adalah:
ü  Koneksi yang simultan antara internet dengan suara/fax melalui kabel telepon
ü  Kecepatan akses yang tinggi dan selalu online
ü  Harga penggunaan murah terutama untuk perumahan
ü  Keamanan data terjaga baik
DSL dapat memenuhi kebutuhan akan transmisi data dengan kecepatan tinggi serta ragam layanan tapi pengadaan dan pemeliharaan layanan DSL tidak selalu mudah. Masalah yang ada antara lain keterbatasan jarak jangkauan, pelayanan serta dukungan teknis purna jual yang kurang baik untuk pelanggan. Yang juga merupakan kelebihan lain dari teknologi DSL adalah penggunan kabel tembaga yang sudah ada dimana jaringannya sudah mencapai kantor-kantor dan rumah-rumah sehingga pembangunan infrastruktur yang diperlukan  menjadi tidak terlalu mahal
v  Kekurangan DSL :
Terdapat tiga hambatan yang dihadapi saat ini yaitu panjang kabel telepon tembaga ke pelanggan, adanya load coils dan bridged taps, serat optik yang digunakan untuk beberapa jalur telepon.
Ketiga hambatan tersebut adalah :
ü  Panjang kabel tembaga dari CO ke pelanggan. Contoh : jika panjang kabel tembaga lebih dari 18.500 feet maka layanan signal to noise ratio terlalu rendah dan penguatan sinyal menjadi terlalu besar untuk dapat dibawa ADSL pada kecepatan yang sewajarnya. Jika pelanggan berada dalam 18.500 feet itu pun belum tentu menjamin layanan yang baik dan memuaskan karena belum termasuk cabang-cabang kabel tembaga ke berbagai pelanggan.
ü  Adanya load coils dan bridged taps. Local Exchange Carriers (LEC s) menggunakan load coil untuk memberikan layanan telepon di daerah-daerah yang memerlukan peralatan tambahan atau instalasi loop tembaga. Load coil adalah peralatan induksi yang menggeser frekwensi pembawa suara ke atas. Ini adalah kompensasi untuk kapasitansi kabel khususnya untuk jangkauan lebih dari 18.000 feet. Sayangnya, frekwensi suara tergeser ke frekwensi yang biasa digunakan untuk DSL sehingga mengakibatkan interferensi yang tidak dapat ditolerir. Sehingga metoda ini membuat jalur tersebut tidak cocok untuk ADSL. Bridged tap adalah bagian kabel yang tidak berada pada jalur yang langsung dari pelanggan ke CO. Bridged tap ini memudahkan LEC untuk menyediakan loop tembaga tanpa membuat jalur yang baru sepanjang jarak pelanggan ke CO. Bila jumlahnya sedikit masih memungkinkan jalur tersebut menggunakan DSL. Namun gema dan noise tambahan yang ditimbulkan karena adanya bridged tap dapat membuat DSL tidak dapat dipertahankan. Beberapa LEC memindahkan peralatan-peralatan ini tapi akan perlu waktu yang cukup lama untuk membersihkan seluruh jalur.
ü  Hambatan ketiga adalah serat optik. DSL adalah layanan digital yang dibuat untuk dibawa dengan saluran analog, yaitu kabel tembaga. Oleh karena itu sinyal tidak dapat dikirim melalui media yang menggunakan transmisi digital seperti serat optik. Biasanya serat optik digunakan untuk Digital Loop Carrier (DLC) atau Subscriber Loop Carrier (SLC). Daerah yang menggunakan serat optik ini tidak dapat dilayani DSL. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan telepon menguji serta memakai sebuah alat yang disebut mini-Remote Access Multiplexers (mini-RAMs) yang akan memfasilitasi layanan DSL bagi pelanggan di belakang DLC serta dapat menyediakan delapan saluran dengan layanan DLS. Tapi alat ini juga memiliki keterbatasan jangkauan karena panjang kabel tembaga bukan diukur dari pelanggan ke CO  tapi dari mini-RAM ke pelanggan. Selain itu, belum diketahui dengan pasti di mana dan kapan mini-RAMs harus dipasang.


F.    Implementasi DSL
Kerangka Kerja DSL yang Didasarkan Pada Sistem Terdistribusi
*      Abstrak
Mengamankan sistem distribusi data akan menjadi tantangan signifikan karena beberapa alasan. Pertama, fitur keamanan diperlukan dalam aplikasi mungkin bergantung pada lingkungan pemerintah dimana aplikasi sedang beroperasi,  jenis pertukaran data, dan kemampuan titik akhir dari komunikasi. Kedua, mekanisme keamanan dikerahkan bisa berlaku untuk kedua pengguna jasa komunikasi dan aplikasi dalam sistem, sehingga sulit untuk memahami dan mengelola keseluruhan sistem keamanan. Makalah ini memaparkan komponen-komponen, aplikasi dan pengguna yang menggunakan DSL dengan pendekatan berbasis kebijakan. Kami mengusulkan kerangka kerja berbasis bahasa domain-khusus untuk verifikasi, spesifikasi dan implementasi kebijakan keamanan sistem terdistribusi. Berdasarkan set abstraksi, kerangka ini memungkinkan untuk mengembangkan kebijakan keamanan modular dan independen dari sistem yang mendasar. Dengan demikian, keamanan kebijakan yang dapat dikembangkan oleh seorang pengembang yang awam terhadap sistem keamanan komputer sekalipun.
Kata kunci-DSL; Keamanan kebijakan, penyusunan, spesifikasi;verifikasi; pelaksanaan
*      Pendahuluan
Berbagai aplikasi komputer transfer data telah tumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Contohnya termasuk aplikasi teleconferencing, aplikasi pesan, peer-to-peer file dan systems transfer. Banyak aplikasi ini saat ini digunakan tanpa jaminan keamanan apapun, sebagian karena menggabungkan keamanan di dalamnya adalah sulit dan tantangan yang besar bagi baik pengembang dan juga pengguna-akhir sistem. Beberapa masalah yang termasuk dalam keamanan meliputi:
Banyaknya cakupan kebutuhan Persyaratan keamanan yang mesti dipenuhi : ukuran keamanan tidak sesuai untuk semua kasus dari aplikasi. Sebagai contoh, dalam distribusi sumber (pengembang) aplikasi, ukuran keamanan yang diperlukan mungkin tergantung pada sifat ressource (misalnya, publik atau rahasia), lingkungan operasi (misalnya, pariwisata jaringan atau jaringan publik), kemampuan dan kebijakan pengguna, dan lain-lain. Konfigurasi keamanan benar tidak memiliki biaya potensial: sistem dapat menjadi tidak tersedia untuk beberapa pengguna, mungkin menjadi lebih sulit untuk menggunakan atau mengakses, atau mungkin melakukan kesalahan.
Menggabungkan Keamanan Persyaratan menjadi sulit, karena. Bahkan setelah yang sesuai ukuran keamanan dapat ditentukan untuk sebuah contoh aplikasi, menggabungkan ke aplikasi dapat menjadi tidak gampang untuk pengembang. Permasalah yang sering di jumpai ketika proses layering: Hal ini biasanya tidak cukup untuk menerapkan keamanan di satu lapisan dalam sistem. Dengan demikian, mekanisme keamanan akan berjalan ketika sistem melakukan proses layering, sehingga sulit untuk memahami dan mengelola keamanan sistem secara keseluruhan.
Kebijakan keamanan berbasis telah memberikan solusi untuk mengatasi masalah ketika sistem keamanan terbagi. Dalam sistem keamanan ini, dapat disesuaikan untuk memenuhi persyaratan keamanan yang berbeda-beda yang tidak berpengaruh terhadap aplikasi. Kebijakan telah digunakan dalam konteks yang berbeda, seperti otorisasi dan kontrol akses [2], [14], rekan keamanan sesi [13], kualitas layanan dan jaminan konfigurasi jaringan [4]. Namun, tantangan dalam pendekatan adalah untuk menemukan kerangka kerja yang cocok untuk memenuhi spesifikasi, verifikasi dan implementasi. Dalam makalah ini kami mengusulkan pendekatan baru untuk spesifikasi, verifikasi dan pelaksanaan kebijakan keamanan. Pendekatan kami adalah untuk menerapkan teknologi domain bahasa spesifik dalam keamanan kebijakan untuk memecahkan masalah yang tercantum di domain ini. Berdasarkan pada analisis domain seksama, kami telah merancang kita kerangka kerja, yang terdiri dari dukungan untuk verifikasi dan pelaksanaan kebijakan dan bahasa domain yang spesifik.
Sisa dari makalah ini diorganisasikan sebagai berikut. Bagian berikut menyajikan persyaratan kebijakan framework. Bagian III membahas fitur yang diharapkan dari kerangka kebijakan. Bagian IV menjelaskan desain kerangka kami. Bagian V memperkenalkan bahasa pemrograman PPLPolicy, dengan fokus pada bahasa utama abstraksi. Bagian VI menyajikan kerja terkait, dan Bagian VII concludes dan membahas prospek di masa depan.
*      Metode dan bahan
DSL yang didasarkan pada sistem terdistribusi ialah satu set teknologi yang menyediakan penghantar data digital melewati kabel yang digunakan dalam jarak dekat dari jaringan telepon setempat. Biasanya kecepatan downolad dari DSL berkisar dari 128 kbit/d sampai 24.000 kb/d tergantung dari teknologi DSL tersebut. Kecepatan upload lebih rendah dari download untuk ADSL dan sama cepat untuk SDSL. Banyak teknologi DSL menggunakan sebuah lapisan  Asynchronous Transfer Mode atau Mode Transfer Asinkron (disingkat ATM) adalah nama sebuah jaringan khusus. ATM merupakan sebuah teknologi lapisan 2, yang dapat digunakan oleh siapa saja, namun sekaligus merupakan sebuah jaringan publik sebagaimana halnya Internet, dengan sistem pengalamatan yang dikelola secara rapi, sehingga setiap perangkat di dalam jaringan dapat memiliki sebuah identitas yang unik, agar dapat beradaptasi dengan sejumlah teknologi yang berbeda.
Implementasi DSL dapat menciptakan jaringan jembatan atau routed. Dalam konfigurasi jembatan, kelompok komputer pengguna terhubungkan ke subnet tunggal. Implementasi awal menggunakan DHCP untuk menyediakan detail jaringan seperti alamat IP kepada peralatan pengguna, dengan authentication melalui alamat MAC atau memberikan nama host. Kemudian implementasi seringkali menggunakan PPP melaluiEthernet atau ATM (PPPoE atau PPPoA).
DSL juga memiliki rasio contention yang layak dipertimbangkan pada saat memilih teknologi jalur lebar. Di ujung pelanggan memerlukan sebuah modem DSL. Alat ini mengubah data dari sinyal digital yang digunakan oleh komputer menjadi sebuah sinyal voltase dalam jangkauan frekuensi yang sessuai dan kemudian disalurkan ke jalur telepon.
*      Hasil
Mengusulkan kerangka kerja untuk spesifikasi, verifikasi dan pelaksanaan kebijakan keamanan. Kerangka ini memungkinkan untuk menulis kebijakan keamanan modular dan independen dari sistem yang mendasar, yang bedasarkan dari abstraksi. Dengan demikian, kebijakan keamanan dapat diimplementasikan oleh pengembang yang awam dengan sistem keamanan komputer. Kami mulai dengan membahas unsur-unsur yang diperlukan untuk aspek kunci.
Dari menyebarkan Model pemerintah adalah distribusi otomatis kebijakan PPL untuk  komponen aplikasi mereka. PPL Kebijakan Keamanan menentukan secara eksplisit subyek dan obyek (target) yang memungkinkan distribusi otomatis kebijakan tanpa kebutuhan untuk secara manual mengatur alokasi kebijakan implementasi komponen.
*      Diskusi dan Rekomendasi
Sebuah program PPL pada dasarnya mendefinisikan daftar blok. Blok deklarasi menjelaskan mana subyek (misalnya pengguna atau proses) yang dapat akses oleh objek (misalnya file atau perangkat perangkat) dan di mana keadaannya. Blok dapat menjadi suatu kebijakan, aturan, tindakan atau entitas, sebuah lingkup. Lingkup merupakan daftar entitas yang terlibat dalam kebijakan. Kebijakan sesuai dengan aturan urutan untuk menentukan spe-pengaturan konfigurasi yang spesifik untuk beberapa proteksi sistem; mereka dapat baik sederhana atau senyawa. Sebuah kebijakan sederhana mengacu pada daftar tindakan perlindungan diterapkan di beberapa bahasa pemrograman lain. Fasilitas ini memungkinkan ada tindakan perpustakaan untuk digunakan ulang. Kebijakan senyawa didefinisikan sebagai komposisi kebijakan sederhana. Peraturan terdiri dari serangkaian kendala pada seperangkat tindakan, mereka dapat berupa pemicu-tunggal di mana hanya satu tindakan dipicu untuk diberikan objek, atau amulti-memicu mana ganda berbeda tindakan mungkin dipicu untuk objek yang sama. Aksi bisa menjadi atom atau senyawa Berikut ini kami hadir di rincian masing-masing blok dasar yang terdiri dari PPL dan menunjukkan bagaimana mereka digunakan dalam penulisan kebijakan keamanan PPL. Kerangka kami untuk spesifikasi, verifikasi dan Implementasi kebijakan keamanan, yang disebut PPL PolicyProgramming Language, berkisar sekitar dua sumbu utama.
Sebuah dukungan extensible penyebaran untuk integrasi dan implementasi kebijakan keamanan dan Spesifikasi mudah DSL memungkinkan kebijakan keamanan dengan tingkat idiom abstraksi dalam keamanan domain. Akibatnya, ahli domain dapat menggunakannya untuk memahami, untuk memvalidasi, memodifikasi, dan seringkali mengembangkan kebijakan keamanan.



            PENUTUP

A.   Kesimpulan
DSL (berasal dari bahasa Inggris: Digital Subscriber Line) adalah satu set teknologi yang menyediakan penghantar data digital melewati kabel yang digunakan dalam jarak dekat dari jaringan telepon setempat. Biasanya kecepatan downolad dari DSL berkisar dari 128 kbit/s sampai 24.000 kb/s tergantung dari teknologi DSL tersebut. Kecepatan upload lebih rendah dari download untuk ADSL dan sama cepat untuk SDSL.
DSL merupakan kumpulan teknologi-teknologi yang memanfaatkan bandwidth yang tidak digunakan pada jaringan telepon tembaga biasa yang telah lama ada untuk menghantarkan data digital berkecepatan tinggi. Koneksi DSL sangat mudah digunakan seperti halnya koneksi dial-up biasa. Namun, sifat dan kecepatannya seperti halnya koneksi leased line yang dapat selalu aktif selama koneksi ke sentral terminasi DSL masih aktif.
Jenis-jenis DSL:
1.        IDSL (ISDN Digital Subscriber Line)
2.      SDSL (Symmetric Digital Subscriber Line)
3.       ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line)
4.      VDSL (Very high-bit-rete Digital Subscriber Line)
5.      HDSL (High data rate Digital Subscriber Line)
6.      RDSL (Rate Adaptive Digital Subscriber Line)

Tidak ada komentar: